FF Sehun Jiyeon (HunYeon) Part 3 – Ending

image

           DREAM RACER
                     part 3 (END)

Author :
Erni Eyexs

Twitter :
@ernieyex

Instagram :
@erni_eyexs

Main Cast :
Park Jiyeon (T-ara)
Oh Sehun ( EXO )

Other Cast :
Park Chanyeol ( EXO )
Suho ( EXO )
Siwan ( Ze:a )
Kim Ye Jin ( SM Trainee )

Songfict :
Hyomin ( T-ara) ft Sungmin ( Speed )  Fake it

Genre :
Romance, Friendship, Sad
(Idol Life)

Length :
Chaptered

A/N : Part Ending hadir.
DON’T PLAGIARISM!
HAPPY READING!
.
.
.
.
.
Chanyeol, namja tinggi itu hanya terdiam sejak kembali ke dorm EXO.

~FLASHBACK ON~

“Apa kau mencariku, hyung?” Tanya Sehun seraya mendekat kearah Chanyeol disusul oleh Jiyeon.

“Apa semalam kalian bersama?”

“Eoh, ne. Kami tidur dihotel semalam.” Jawab Sehun polos.

“MWO?”

“Aniyo. Jangan berfikir yang tidak-tidak, Yeollie-ah! Kami hanya tidur satu ranjang. Eoh,maksudku kami tertidur pada ranjang yang sama.”

“Eum.” Tambah Sehun membenarkan ucapan Jiyeon.

~FLASHBACK OFF~

“Kya! Waegeurae? Akhir-akhir ini kau terlihat kacau, Park Chanyeol. Waegeuraesseo?” Tanya Suho yang duduk tepat disamping Chanyeol.

“Gwaenchanayo, hyung.” Jawab Chanyeol singkat.

“Sepertinya tahun ini menjadi tahun terberat untuk kita. Setelah Kris hyung, kini Baekhyun pun terlibat skandal. Kuharap kau dan Sehun serta anggota lain tidak terlibat dalam sebuah skandal apapun.” Ucap Suho menepuk lembut pundak Chanyeol. Namja itupun kembali meninggalkan Chanyeol seorang diri.

“Apakah ini saatnya? Apakah aku harus melepaskanmu dan merelakanmu bersama Sehun, Jiyeon-ah?” Batin Chanyeol.
.
.
.
.
.
“Kya! Kya! Kya! Ada apa denganmu, eoh?” Tanya sang sutradara.

“Jeoseonghamnida! Jeoseonghamnida!” Jawab Jiyeon seraya membungkukkan tubuhnya.

“Kau ini aneh sekali! Beberapa hari lalu kau terus mengomel tidak jelas. Sekarang kau bahkan terus saja tersenyum dan tertawa pada scene yang seharusnya kau terlihat begitu sedih.” Protes Siwan.
Saat ini keduanya tengah berada di lokasi syuting drama yang mereka berdua perankan.

“Oppa, bisakah kau membantuku?” Bisik Jiyeon.

“Mwo?”

“Aku sama sekali tidak bisa melakukan adegan itu sekarang, oppa! Suasana hatiku benar-benar sedang senang saat ini. Aku tidak bisa menampakkan ekspresi seperti itu. Jebal, oppa! Bisakah kita break sebentar? Kau pemeran utama disini, sedangkan aku hanya cameo. Kajja, oppa! Bicaralah pada sutradara. 5 menit. Eoh, 10 menit. Oppa!” Rengek Jiyeon.

“Aissh, kau benar-benar dongsaeng yang menyebalkan.” Keluh Siwan.
.
.
.
.
.
“Hyung!” Panggil Sehun pada Chanyeol yang hendak keluar dari dalam dorm.

“Wae?”

Sehun hanya menundukkan kepalanya.

“Kya! Waegeurae? Palli! Bicaralah! Sajangnim sedang menungguku saat ini!”

“Hyung, tentang Jiyeon……”

Chanyeol masih menanti ucapan yang akan dikeluarkan oleh Sehun.

“Tentang Jiyeon. Aku berjanji akan menjaganya. Aku tidak akan membuatnya bersedih apalagi menangis. Nan yaksokhae!” Tambah Sehun mantap.

Chanyeol terdiam. Aliran darahnya berdesir. Iapun kemudian menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman. Entah apa yang ia pikirkan, yang jelas perasaannya begitu tenang saat mendengar semua ucapan Sehun.

“Lakukan, bukan hanya dengan ucapanmu, tetapi yang terpenting adalah, bagaimana kau menepati janjimu itu menggunakan tindakanmu.”

“Ne, hyung. Kau boleh membunuhku jika aku melanggarnya.”

Chanyeol terkekeh mendengarnya.

“Kya! Kenapa kau mengatakan itu semua padaku? Harusnya kau berjanji dihadapan yeojamu itu!”

“Aniyo. Aku hanya akan bertindak dihadapannya. Janjiku ini aku persembahkan untukmu, jyung. Karena kau, karena kau yang telah mempertemukanku dengannya. Karena kaulah aku bertemu dengan takdirku. Gomawo, hyung!”

Chanyeol kembali terdiam. Apakah ia merasakan sakit dalam hatinya?
Ia menyadari bahwa ialah yang telah mempertemukan keduanya. Karena ialah yeoja itu, yeoja yang sejak dulu ia sukai menjalin kasih dengan Oh Sehun. Benar, semua adalah kesalahannya sendiri.

“Sehun-ah! Kupegang janjimu itu! Kuharap kau tidak akan mengecewakanku lagi!”

“Eum. Nan yaksokhae!!

Chanyeol tersenyum seraya menepuk pelan pundak Sehun.

“Nan khalke!”

Sehun tersenyum melihat kepergian Chanyeol. Sedangkan Chanyeol, ia mengehembuskan nafasnya tersenyum lebar. Entahlah, ia merasa beban itu telah memudar secara perlahan. Apakah namja itu benar-benar bisa melepaskan Jiyeon?
.
.
.
.
.
“Kim Ye Jin-ssi!” Panggil Jiyeon pada yeoja yang tengah membelakanginya saat ini.
Setelah selesai syuting, Jiyeon langsung bergegas menuju pusat perbelanjaan yang tak jauh dari lokasi syutingnya itu.

“Jiyeon-ssi!” Gumam Ye Jin saat membalikkan tubuhnya.

“Eoh, kau mengenaliku? Hahaha…. Padahal aku sudah melepaskan seluruh riasan yang menempel pada wajahku ini.”

Ye Jin terdiam tak menjawab ucapan yang dilontarkan Jiyeon padanya.

“Eoh, apa yang kau lakukan disini? Eoh hahaha…. Tentu saja kau akan membeli barang yang kau butuhkan, bukan? Hahaa….”

Ye Jin terlihat menghembuskan nafas kesal mendengar lelucon Jiyeon yang menurutnya sama sekali tidak lucu itu.

“Mianhae!” Ucap Jiyeon menunduk saat melihat ekspresi tidak senang yang diperlihatkan oleh Ye Jin.

” Apa yang kau inginkan?” Tanya Ye Jin malas.

“Eoh?”

“Apa maumu memanggilku barusan?”

“Igo…..” Jiyeon tak meneruskan ucapannya, ia hanya mempoutkan bibirnya lucu.

“Kya!” Teriak Ye Jin kesal.

“Bisakah kita pergi bersama?” Tawar Jiyeon penuh harap.

“Mwo?”

“Kita sudah berada ditempat yang sama. Aku akan menemanimu dan kau juga menemaniku.”

Ye Jin menghembuskan kembali nafasnya.

“Eonniedeul, semuanya sedang sibuk dan tidak ada yang bisa menemaniku berbelanja. Oppadeul pun tidak ada yang bisa dihubungi. Maukah kau pergi bersamaku?” Ajak Jiyeon tulus.

Ye Jin langsung memicingkan matanya kearah Jiyeon.

“Apa kau tidak punya teman, eoh? Dimana teman-temanmu? Bukankah kau artis besar.”

Jiyeon tersenyum miris.

“Kau tau bukan skandal 2 tahun lalu mengenai T-ara?”

Ye Jin langsung memandang wajah Jiyeon yang terlihat menahan kesedihannya.

“Semenjak itu, aku jadi tau mana orang yang benar-benar dapat dijadikan sebagai seorang teman.” Jawab Jiyeon seraya tersenyum.

~DEG~

Ye Jin, hatinya bergetar saat melihat senyuman itu. Senyuman yang benar-benar tulus. Senyuman yang mampu memberitahukan pada semua orang bahwa ia baik-baik saja. Senyuman yang dapat menutupi segala kesedihan.

“Sejak dulu aku ingin sekali mengenalmu lebih jauh lagi, Ye Jin-ssi. Sejak Chanyeol memberitahukan bahwa ia tengah berkencan denganmu. Aku ingin berteman denganmu.”

“Bagaimana kalau aku ini sebenarnya adalah orang jahat?” Tanya Ye Jin menantang.

Jiyeon kembali tersenyum bahkan senyumannya kali ini lebih lebar dari sebelumnya.

“Kau orang baik. Itu sebabnya Chanyeol memilihmu.”

Lagi-lagi ucapan Jiyeon kembali menggetarkan hatinya. Andai yeoja itu tau bahwa ialah yang tengah berusaha merusak hubungannya dengan Sehun.

“Aku tidak mau menjadi temanmu dan aku bukanlah orang baik. Jangan pernah memanggilku lagi.” Ucap Ye Jin seraya pergi meninggalkan Jiyeon berusaha melawan hatinya yang mulai menerima keberadaan Jiyeon.

“Ye Jin-ssi! Kim Ye Jin-ssi!” Teriak Jiyeon.

~BUGH~

Ye Jin terjatuh saat tubuhnya tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang.

“KYA! NEO MICHEOSSEO!” Teriak seorang namja yang tak sengaja tubuhnya ditabrak oleh Ye Jin.
Ye Jin pun bangkit tanpa meminta maaf.

“Neo gwaenchana?” Tanya Jiyeon yang langsung menghampiri Ye Jin.
Ye Jin hanya mendelikkan matanya tanpa berniat untuk menoleh kearah Jiyeon sedikitpun.

“KYA! APA KAU JUGA TULI, EOH? SELAIN BUTA DAN JUGA GILA, TERNYATA KAU JUGA TULI!”

“Jeoseonghamnida! Jeoseonghamnida!” Jawab Jiyeon meminta maaf pada sang namja seraya membungkukkan tubuhnya berkali-kali.

Ye Jin memandang Jiyeon.
Berani sekali yeoja itu membungkukkan tubuhnya meminta maaf atas apa yang tidak ia lakukan? Batinnya.

“Aissh, kalau kalian bukan yeoja sudah kuhajar kalian!”

Jiyeon menarik kembali tubuhnya. Wajahnya tiba-tiba berubah begitu saja.

“W….Wae?” Tanya sang namja saat melihat tatapan horor yang Jiyeon berikan padanya.

“Kau bilang akan menghajar kami jika kami ini bukan yeoja? Hahaha…..”

Ye Jin memandang heran sosok Jiyeon yang tiba-tiba berubah menjadi begitu menyeramkan. Begitu pula dengan sang namja yang hanya bisa menelan salivanya mendengar Jiyeon tertawa aneh.

“K….KYA! BERHENTI TERTAWA! KAU SEMAKIN TERLIHAT GILA MELAKUKANNYA!”

Jiyeon langsung menghentikan tawanya dan kembali menatap horor sang namja.

“Benar-benar keterlaluan.” Gumam Jiyeon mengeraskan rahangnya.

~BUGH~

Ye Jin melebarkan matanya saat Jiyeon tanpa ampun memberikan tinjunya pada wajah sang namja. Meski ia tau Jiyeon menguasai ilmu beladiri, namun ia tak pernah menyangka sebelumnya akan menyaksikan kejadian itu secara langsung.

“Kalau sampai aku melihatmu lagi, aku akan benar-benar merontokkan seluruh gigimu itu.” Ucap Jiyeon saat aksinya terhenti karena menyadari ada banyak pengunjung yang menyaksikan aksinya.

Jiyeon, yeoja itu terlihat tertawa puas. Ye Jin yang berada disampingnya hanya memandang diam sosok yeoja pemberani itu. Ternyata Jiyeon jauh dari kata feminim.
Setelah menyelesaikan aksinya, Jiyeon langsung menarik tangan Ye Jin dan keluar dari dalam pusat perbelanjaan.

“Apa yang special?”

Jiyeon langsung menghentikan tawanya dan menoleh kearah Ye Jin.

“Ne?” Tanya Jiyeon tidak mengerti dengan pertanyaan Ye Jin.

“Neo!”

“Naega? Naega wae?” Tanya Jiyeon bingung.

“Apa yang membuat Chanyeol begitu menyukaimu?”

~DEG~

Jantung Jiyeon berdetak cepat saat mendengar pernyataan Ye Jin.
Chanyeol menyukainya?

“Sekarang aku mengerti.”

Jiyeon kembali menoleh kearah Ye Jin.

“Neo, yeoja yang apa adanya. Tidak peduli kau seorang idola ataupun orang biasa. Itulah kelebihanmu. Aku mengerti sekarang.”

Jiyeon menundukkan kepalanya. Difikirannya masih terngiang ucapan Ye Jin mengenai Chanyeol.
Apa itu benar?

“Jiyeon-ssi, mianhae untuk semuanya!”

Jiyeon kembali mengangkat kepalanya mendengar permintaan maaf Ye Jin padanya.

“Mworago?”

“Untuk Chanyeol dan juga Sehun. Aku akan berusaha menjadi sosok Ye Jin seperti dulu.” Jawab Ye Jin seraya tersenyum manis pada Jiyeon. Ini pertama kalinya Jiyeon melihat senyuman itu.
Jiyeonpun ikut menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Keduanya saling melempar senyum.
.
.
.
.
.
“Apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Sehun yang tengah menghubungi Jiyeon melalui android miliknya.

“Eopseo!” Jawab singkat Jiyeon yang tengah berada didalam kamarnya.

“Kau sedang menyembunyikan sesuatu?” Sehun memulai interogasi.

“Aniyo. Geunyang…….”

“Waegeurae?” Tanya Sehun semakin penasaran.

“Ani. Aniyo. Gwaenchana.”

“Errrr, palli katakan padaku!”

Jiyeon terdiam.
Apa ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Sehun?

“Waegeurae? Apa yang sedang kau pikirkan, eoh? Apa terjadi sesuatu?” Tanya Sehun lembut.

“Hunnie-ah!”

“Eum!”

“Yeollie-ah…..”

~DEG~

Sehun bergetar saat Jiyeon menyebutkan nama hyungnya itu. Ia terdiam masih menanti ucapan Jiyeon selanjutnya.

“Aniyo. Hahaa…. Aku hanya merindukan si jangkung itu. Geurae, aku akan tidur terlebih dahulu. Jalja!”

Sehun hanya terdiam saat Jiyeon mengakhiri sambungan telephon darinya. Begitu pula dengan Jiyeon.
Apa yang yeoja itu pikirkan? Akhir-akhir ini ia terlihat begitu banyak memikirkan sesuatu.

~FLASHBACK ON~

“Annyeong!”

“Eoh, kau seorang trainee juga?”

“Ne.”

“Perkenalkan, naneun Park Chanyeol imnida.” Ucap sang
namja tinggi memperkenalkan diri.

“Ne. Naneun Oh Sehun
imnida. Bangabseumnida!”

Keduanya saling melempar senyum.

“Eoh, berapa usiamu?” Tanya Chanyeol.

“16 tahun.”

“Eoh, kita hanya terpaut 2 tahun Sehun-ah! Usiaku 18
tahun.”

“Eoh, jyung! Jeoseonghamnida!”

Chanyeol tertawa melihat Sehun yang terlihat begitu
sungkan saat mengetahui usianya jauh lebih tua dari
Sehun.

“Gwaenchana! Santai saja! Aku belum punya
banyak teman disini.”

“Hyung, sepertinya aku pernah
melihatmu sebelumnya.”

“Eoh, jeongmalyo?”

“Eum. Kontes model beberapa tahun lalu, aku melihatnya.
Kau juara 2 dan Jiyeon T-ara juara pertamanya.”

Chanyeol
mengusap lembut kepala Sehun. Ia lalu memperlihatkan
handphone miliknya.

“Igo?” Tunjuk Sehun saat melihat
wallpaper milik Chanyeol.

“Hyung, kau berteman dengan Jiyeon T-ara?”

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya.

“Eoh, jeongmalyo? Aigoo, aku adalah penggemar dari
Jiyeon T-ara. Jeongmalyo!”

“Kya! Panggil dia nuna.
Usianya 1 tahun lebih tua darimu.” Protes Chanyeol.

“Shirreo! Aku akan menjadikannya anaeku. Maka dari itu
aku tidak mau memanggilnya nuna.”

“Mwoga? Anae? Kau
bermimpi?”

“Hyung, apa jangan-jangan kau juga menyukainya eoh?”

Chanyeol memalingkan wajahnya saat dilempari pertanyaan
oleh Sehun.

“Eoh, sepertinya kau memang menyukainya.”

“Jangan bergosip! Kami hanya bersahabat. Arra?”

“Errrr…..”

Chanyeol kembali menatap wallpaper handphonenya. Foto
dimana dirinya yang tengah berpose bersama Jiyeon.
Sehun memandang Chanyeol yang tersenyum melihat
wallpaper miliknya sendiri.

~FLASHBACK OFF~
.
.
.
.
.
Namja tinggi yang mengenakan topi itu berjalan riang
menuju sebuah taman yang tak jauh dari dorm nya.

“Kau sudah menunggu lama?” Tanyanya pada sosok yeoja yang
tengah duduk menunggunya itu. Sang yeoja hanya
menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

“Apa bocah itu membuatmu menangis lagi, eoh?” Tanyanya
seraya duduk tepat disamping sang yeoja. Sang yeoja
kembali menggelengkan kepalanya membuat sang namja
bingung.
“Kya! Waegeurae?”

“Yeollie-ah!”

Sang namja yang ternyata Park Chanyeol itu masih
menunggu ucapan yeoja yang ada disampingnya saat ini.

“Igo….”

“Ada apa denganmu, eoh? Kau terlihat aneh sekali,
Jiyeon-ah!” Tambah Chanyeol pada yeoja yang ternyata
Park Jiyeon itu.

Jiyeon, yeoja itu langsung menyerahkan
sebuah buku kecil berwarna merah pada Chanyeol. Buku
yang sedikit usang.

“Ige mwoya?”

“Itu buku diary ku.”

“Mwo?”

“Tempat dimana aku bercerita saat menemukan cinta
pertamaku.”

Chanyeol terlihat enggan membukanya.

“Bukalah!”

Chanyeol langsung menoleh kearah Jiyeon begitu pula
sebaliknya.

“Bacalah!” Tambah Jiyeon seraya tersenyum
manis pada Chanyeol.

Chanyeol, namja tinggi itupun
mulai membuka lembar demi lembar setiap tulisan tangan
Jiyeon.

Namja berambut panjang, namja yang bahkan terlihat lebih cantik darinya,
namja yang pintar memainkan gitar,
semua tulisan yang ada hanya menceritakan tentang namja manis berambut panjang.

Aliran darah Chanyeol terasa berdesir hebat dengan kemungkinan yang ia pikirkan tentang namja tersebut. Hingga pada lembar terakhir,

“Aku, aku melihatnya mencium seorang yeoja tepat didepan mataku. Rasanya tubuhku ini ingin ambruk seketika. Aku berusaha kuat dan tidak menunjukkan perasaanku. Sampai aku kembali ke dorm, aku menangis dengan sangat keras dan membuat para eonnie begitu mengkhawatirkan keadaanku. Hingga aku menyadari, bahwa aku harus melepaskan cinta pertamaku itu. Melepaskan Park Chanyeol.”

Chanyeol langsung menutup kembali buku diary itu dengan cepat.
Benarkah?

Namja itu langsung menoleh pada yeoja yang menuliskan isi diary itu. Dilihatnya yeoja itu masih setia memberikan senyum manisnya.

“Jiyeon-ah! Ige….”

Park Jiyeon, ia menghela nafasnya lega. Seperti batu besar yang mengganjal dalam hatinya sudah dapat didorong dan keluar.

“Ne. Namja itu adalah kau, Yeollie-ah! Namja yang menjadi cinta pertamaku.”

Chanyeol terdiam. Kembali ia merasa bersalah. Setelah menyakiti Ye Jin, yernyata ia pula telah menyakiti Jiyeon. Hanya karena ia yang tidak bisa melawan emosi dan rasa cemburunya. Kini ialah yang ternyata lebih terlihat seperti anak kecil. Mengikuti ego semata tanpa memikirkan hal lain untuk kedepannya. Tak ada yang berhak disalahkan selain dirinya sendiri.

“Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan juga Kim Ye Jin. Akupun tidak ingin menanyakannya. Geundae, gomawo untuk semuanya. Kau selalu melindungiku hingga akhir.”

Chanyeol, hatinya terasa perih. Andai waktu bisa terulang kembali, Ia ingin memperbaiki semuanya.

“Aku merasa lega karena telah memberitahukan semuanya. Kuharap kau tidak membenciku setelah ini semua!”

“Jiyeon-ah!”

“Ternyata benar kata orang-orang, kita tidak akan pernah berhasil dengan cinta pertama kita. Geundae, setidaknya karena gagal pada cinta pertama, kita dapat menemukan cinta terakhir kita. Dengan masa depan kita. Oh Sehun. Kau menggantikan masalaluku dengan memberikan masa depan untukku. Sepertinya kita berdua memang ditakdirkan untuk menjadi seorang sahabat untuk selama-lamanya. Kau adalah kado terindah yang tuhan berikan untukku. Gomawo, Yeollie-ah!”

Chanyeol, tangisnya sungguh tidak bisa ia tahan lagi. Kebodohan, keegoisan, keegoan, sikap pengecut, semua itu ada padanya. Sedangkan selama ini ia terus menyalahkan orang lain.

“Kya! Geumanhae! Kau ini seperti bayi saja! Aku tidak mungkin memberikanmu air susu!” Ejek Jiyeon berusaha mencairkan suasana.

“Jiyeon-ah, nan Joahae. Aku benar-benar menyukaimu. Geundae, kurasa semua ucapanmu benar. Aku tidak bisa mendapatkan cinta pertamaku karena sikap pengecutku selama ini. Oh Sehun, aku akan benar-benar melepaskanmu untuknya. Aku tidak akan membiarkanmu bersama namja lain selain dengan Oh Sehun. Aku mempercayakanmu padanya.”

Keduanya saling melempar senyum. Saling melepaskan cinta pertama mereka. Berusaha untuk mendapatkan masa depan mereka. Meraih impian keduanya.

“Eoh, aku menuliskan sebuah lagu untukmu, Jiyeon-ah!” Ucap Chanyeol.

“Eoh, jeongmalyo? Kau bisa menciptakan sebuah lagu?”

“Tentu saja. Namja manis ini multitalenta. Apa kau baru tau hal itu, eoh?” Jawab Chanyeol dengan bangganya.

“Errr, namja tinggi ini percaya diri sekali!”

“Kau harus membayarku untuk setiap baitnya. Lagu ini akan menempati chart pertama diberbagai tangga lagu.” Tambah Chanyeol percaya diri.

“Aisssh, kya! Aku tidak akan membayarmu sepeserpun. Ini harga yang harus kau bayar karena telah diam-diam menyukaiku sejak lama.”

“Mwo?”

Keduanya saling melempar ucapan. Saling memberikan lelucon. Saling tertawa bersama, membuat namja yang sedari tadi mendengar dan melihat mereka ikut memberikan senyuman mautnya.

“Yeonnie-ah, Chanyeol hyung, gomawo!” Batin sang namja.
.
.
.
.
.
“Bagaimana pertemuanmu dengan Chanyeol hyung?” Tanya Sehun pada Jiyeon.
Keduanya saat ini tengah berada disebuah kedai kecil. Tentu dengan atribut penyamaran yang mereka kenakan.

“Bukankah kau juga sudah tau!” Jawab Jiyeon seraya memakan Buldak yang sudah ia pesan.

“Mwo?”

“Kau membuntutiku, bukan? Kau melihat dan mendengar semuanya.”

Sehun hanya mengeraskan suaranya. Ternyata Jiyeon mengetahuinya.

“Apa judul lagu yang Chanyeol hyung ciptakan untukmu?” Tanya Sehun kembali.

“Kiss and Cry.”

“Kiss and Cry?”

“Eum. Itu akan menjadi soundtrack pada drama yang kumainkan. Akan diputar pada penayangan episode terakhir.”

Sehun hanya menganggukkan kepalanya.

“Wae? Apa kau cemburu?” Tanya Jiyeon.

“Aniyo. Aku tidak akan cemburu pada Chanyeol hyung.”

Jiyeon langsung menghentikan aksi makannya.

“Kalau dengan Siwan oppa?”

“Aku akan menghajarnya!”

“Errrrr, kau ini sadis sekali.”

Sehun hanya berdecak kesal mendengar ucapan Jiyeon.

Setelah selesai makan, Sehun mengantarkan Jiyeon kembali menuju dorm T-ara dengan berjalan kaki.

“Apa tidak lelah?” Tanya Sehun lembut.

Jiyeon langsung memeluk erat lengan Sehun seraya menggelengkan kepalanya.

“Apa yang kau harapkan dariku?” Tambah Sehun.

“Hanya satu.”

“Apa itu?”

“Tetaplah mencintaiku hingga akhir.”

Sehun tersenyum. Ia langsung mendekap erat tubuh Jiyeon. Jiyeonpun langsung membalas pelukan hangat dari namja yang amat ia cintai itu.

“Bisakah kau menungguku?” Bisik Sehun.

“Ne?”

“Tunggu aku hingga aku benar-benar menjadi namja yang pantas untukmu.”

“Eum.” Jawab Jiyeon seraya menganggukkan kepalanya.

“Aku akan menanti saat itu. Geundae…..” Ucap Jiyeon dan langsung melepaskan pelukannya.

“Wae?”

“Jangan melamarku didalam toilet!”

“Mwo?”

“Aku tidak mau moment penting itu dilakukan didalam toilet.”

“Hahaha…. Kau mengingat moment ciuman pertama kita?”

“Tentu saja!”

“Bagaimana rasanya?”

Jiyeon langsung tersipu malu ditanya seperti itu oleh Sehun.

“Wae?”

“Kenapa menanyakan hal semacam itu?” Protes Jiyeon yang semakin dibuat malu oleh Sehun.

Sehun tersenyum jahil saat melihat wajah Jiyeon yang semakin merona.

“Apa kau ingin merasakannya lagi?” Bisik Sehun tepat ditelinga Jiyeon.

“Kya!” Protes Jiyeon seraya memukul pelan dada Sehun.

“Namja mesum.” Gumamnya.

“Gwaenchana. Aku hanya akan berbuat mesum terhadapmu saja, chagi!”

“Geumanhae!”

Sehun tak henti menggoda Jiyeon membuat yeoja itu semakin merasa malu oleh setiap kata-kata manis yang Sehun ucapkan untuknya.

“Yeonnie-ah!”

Jiyeon langsung menatap Sehun intens begitu pula sebaliknya.

~CUP~

Jiyeon memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan yang Sehun berikan padanya. Tak peduli kedepannya akan seperti apa, Jiyeon hanya ingin bersama namja itu hingga akhir. Namja yang mampu membuatnya bangkit dari cinta pertamanya yang gagal. Namja yang mampu memberinya kekuatan disaat semua orang berfikiran buruk tentangnya. Namja yang memberikannya kenyamanan disaat ia tengah bersamanya. Bukan Sehun yang mengidolakannya, melainkan ia yang mengidolakan sosok namja seperti Sehun.
Hingga akhir.
.
.
.
.
.
Akhirnya END juga.
Happy endingkan!
Walaupun kayaknya kurang panjang hahaha……
Jangan Lupa kasih kritik dan sarannya untuk FF Dream Racer ini.
Coment Jusaeyo!

21 thoughts on “FF Sehun Jiyeon (HunYeon) Part 3 – Ending

  1. Huaa.. Akhirnya and juga. Wuu seru seru..
    Chanyeol akhirnya mengalah, kasihan sih tapi nggak papalah. Ia mengalah demi kebaikan. Cieeee jiyeon sama sehun bisa bersatu juga. Huaa ak seneng banget.
    Ok keren banget thor, ditunggu ff yg lainnya. Kalau bisa main castnya jiyeon dan sehun lagi. Ok !! Fighting !!

    Suka

  2. Emang benar kaya orang cinta pertama tidak selalu berhasil jika kita tidak mengungkapkan’a coba aja ngomong pasti cinta pertama bisa diraih dan bisa menjadi cinta terakhir hehehe

    Suka

  3. yeeeyy….heppy end.
    cinta pertama identik dgn cinta monyet di masa kecil kita….
    tak jarang kita malah menjadi secret admirer terhadap orang yg kita sukai tanpa berani mengungkapkannya….

    Suka

  4. yeeeyy….heppy end.
    cinta pertama identik dgn cinta monyet di masa kecil kita….
    tak jarang kita malah menjadi secret admirer terhadap orang yg kita sukai tanpa berani mengungkapkannya…..

    Suka

Tinggalkan komentar