FF Hyunsik BtoB (Part 1)

image

                 FAKE IT
                      (part 1)
                           Two Shoot

         
Author :
Erni Eyexs

Twitter :
@ernieyex

Instagram :
@erni_eyexs

Main Cast :
Park Jiyeon (T-ara)
Lim Hyunsik (BtoB)

Other Cast :
Yoo In Na
Krystal (fx)
Kim Taehee

Songfict :
VIXX Time Machine

Genre :
Romance, Friendship, Family

A/N :
Ini FF ke 25 author yang pernah author publish di januari lalu. Sebenarnya ini story jadul jaman author masih SMA sekitar tahun 2007an dulu. Masih dengan couple baru. Kali ini author pairingin uri Jiyeon dengan Hyunsik BtoB. Moga JiSik couple ini tidak mengecewakan.
HAPPY READING!
DON’T PLAGIARISM!
|
|
|
|
|
Kalian tau apa itu Prince?
Ya, itu adalah bahasa Inggris yang memiliki arti “Pangeran”.
Lalu apa hubungannya dengan story kali ini?
Story kali ini tak bergenre fantasy, mystery maupun kerajaan, tapi story kali ini masih tentang kehidupan remaja di masa Senior High Shool nya.
Dan kisah ini di mulai dengan seseorang yang di beri julukan “Prince”.

Lim Hyunsik, itulah prince yang selalu di elu-elukan seluruh hagsaeg maupun songsaenim di Kyemyung High School, Suwon. Bukan karena ia keturunan kerajaan sehingga para manusia di Kyemyung memanggilnya Prince, namun karena ketampanan serta kejeniusannya. Bayangkan saja, sejak lahir, namja berambut silver itu di karunia wajah yang jauh di atas rata-rata, tak ada cacat bahkan jerawat sedikitpun di sana, kulitnya bersih seperti artis yang selalu melakukan perawatan setiap harinya, tubuhnya yang tinggi dan proposional mampu membuat para kaum hawa berteriak histeris saat tanpa sengaja namja itu melepaskan pakaiannya setelah selesai berolahraga, jangan salahkan tubuh indah sempurnanya, karena kaum hawalah yang begitu menikmati pemandangan itu.

Kejeniusannyapun tak kalah luar biasa. Sejak Elementary School, namja itu selalu menduduki peringkat pertama. Nilainya selalu sempurna, bahkan ia tak perlu mati-matian belajar seperti hagsaeg pada umumnya. Kejeniusannya membuat setiap guru menggelengkan kepalanya.
Itulah dia, prince of Kyemyung High School.

“Katakan padaku! Apa alasanmu tidak menyukai, prince? Dia tampan, ia juga pintar. Dia sempurna. Tak memiliki cacat sedikitpun dalam hidupnya. Masa depannya terjamin. Semua yeoja rela mengantri demi menjadi kekasihnya. Lalu ada apa denganmu? Kenapa kau sama sekali tak tertarik padanya?” Yoo In Na, yeoja itu masih menanti jawaban dari sahabatnya.

“Bisakah kau memanggil namanya saja! Telingaku sakit mendengar kau menyebut dia dengan kata ‘Prince’!” Yeoja itu, yeoja berambut pirang panjang, ia terlihat jijik saat mengucapkan kata “Prince”. Dari mimik wajahnya sangat terlihat jelas bahwa ia ingin sekali mengeluarkan kembali sarapannya tadi pagi dari dalam perutnya.

“Memangnya kenapa? Semua hagsaeg bahkan songsaenim sekalipun memanggilnya seperti itu!” In Na tak mau kalah.

“Keundae, telingaku sungguh merasa sakit saat mendengarnya. Jika aku sampai ikut-ikutan memanggil dia seperti itu, kiamatlah sudah!” Park Jiyeon, itulah yeoja yang saat ini tengah berjalan keluar dari dalam kelasnya di ikuti Yoo In Na sahabatnya yang mengekor di belakang.

“Kya! Kau belum menjawabnya, Jiyeon-Ah!” Protes In Na. Rupanya mereka berjalan menuju kantin sekolah.

Tepat saat mereka memasuki ruangan yang memang di sediakan pihak sekolah untuk makan, di sana, mereka dapat melihat sosok Lim Hyunsik tengah di kerumuni para yeoja-yeoja. Membuat para namja-namja merasa iri dengan keberuntungan yang menghinggapi sosok Lim Hyunsik.

Berbeda dengan Yoo In Na yang tampak kagum melihat pemandangan itu, Park Jiyeon terlihat cuek saja. Ia tak memperdulikan hal itu. Ia lalu duduk di kursi kosong yang masih tersisa di sana. In Na pun akhirnya tersadar bahwa Jiyeon telah meninggalkannya. Ia pun berlari kecil dan duduk tepat di hadapan Jiyeon.

“Huwaaa, pasti menyenangkan menjadi salah satu yeoja beruntung di sana!” In Na masih menatap kagum sosok Hyunsik.

“Mwo?” Jiyeon nampak tak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya itu.

“Aku akan memesan makanan. Kau mau pesan apa?” Tanya Jiyeon bangkit dari duduknya.

“Bubble tea saja!”

Jiyeon kesal karena In Na sama sekali tak menoleh ke arahnya.
Jiyeon pun mulai melangkah meninggalkan In Na. Dari ekor matanya, ia dapat melihat seorang yeoja entah membawa apa di tangannya berjalan ke arah Hyunsik yang tengah di kerumuni para yeoja.

Setelah memesan, ia pun membawakan makanan dan minuman ke atas meja yang ada di hadapan In Na.

“Wae?” Tanya Jiyeon saat ia melihat ekspresi In Na.

“Kasian sekali yeoja itu! Kue yang ia buat hancur berantakan!”

Jiyeon menoleh mengikuti pandangan In Na. Dilihatnya yeoja tadi yang ia lihat tengah berjongkok memunguti kue yang sudah hancur berantakan di atas lantai. Ia melihat orang-orang yang ada di sana malah menertawakan yeoja malang itu. Kemarahan muncul dalam diri Jiyeon. Pandangannya kini tertuju pada sosok Hyunsik. Sudah di pastikan bahwa namja itulah penyebabnya.
Ia pun langsung berjalan ke tempat di mana Hyunsik duduk, rupanya ia membawa minuman yang baru saja ia pesan ke sana. Dan,

~BYUR~

Semua mata tertuju pada sosok Jiyeon yang baru saja menuangkan minuman tepat ke atas kepala Hyunsik.

Hyunsik yang baru tersadar langsung bangkit.

“Apa….APA YANG KAU LAKUKAN?” Teriak namja itu kesal melihat seragamnya sudah bercampur dengan air minum milik yeoja yang baru saja menyiramnya itu.

“Bukankah hal sama yang kau lakukan pada yeoja itu!” Ya, maksud Jiyeon adalah yeoja yang kuenya hancur berantakan.

In Na nampak tercengang melihat apa yang baru saja di lakukan oleh sahabatnya itu.

“NEO! BERANI SEKALI KAU MELAKUKANNYA?” Teriak seorang yeoja bername tag Krystal, yeoja yang selalu berada di samping Hyunsik.

“Memangnya kenapa? Bahkan namja ini pun bisa melakukannya!” Jiyeon tetap bernada tenang.

“NEO….”

“Sudah! Hentikan!” Lim Hyunsik, namja itu menghalangi Krystal yang hendak menerjang Jiyeon.

Jiyeon menatap tajam sosok Hyunsik. Ia tak merasa telah di selamatkan namja itu. Ia pun pergi begitu saja dari kantin sekolah seiring dengan sorakan menghina dari para yeoja fans Lim Hyunsik.

“JIYEON-AH!” Teriak In Na yang mengejar Jiyeon. Jiyeon nampaknya lupa dengan sahabatnya itu.

“Kya! Kenapa meninggalkanku!” Protes In Na saat ia tepat berada di hadapan Jiyeon.

“Mian!”

“Kya! Kenapa kau melakukan hal itu pada prince? Maksudku, Hyunsik!” In Na mencoba bertanya pada sahabatnya itu.

“Bukankah dia pantas mendapatkannya! Dia juga telah menghancurkan milik orang lain. Jadi tak apa bukan jika ia juga mendapatkan kehancuran dari miliknya sendiri. Seperti rambut silvernya itu! Menjijikan! Dia itu bukan artis, tapi sekolah membiarkannya begitu saja mencat rambut dengan warna terang seperti itu!” Jiyeon terus melangkahkan kakinya.

“Kurasa ini tak ada kaitannya dengan warna rambutnya. Ini adalah masalahmu, Jiyeon-Ah! Kurasa kau salah paham padanya!” In Na dan Jiyeon tiba di kelas mereka.

“Apa maksudmu?” Tanya Jiyeon seraya duduk di kursinya.

“Apakah kau berfikir bahwa kue yang hancur milik yeoja itu adalah karena ulah Prince? Maksudku Hyunsik!” In Na harus berhati-hati dengan panggilan Hyunsik jika di hadapan sahabatnya itu.

“Mullon. Siapa lagi pelakunya kalau bukan namja brengsek itu!” Jawab Jiyeon dengan sangat yakin.

“Bukan. Itu karena saat yeoja itu hendak memberikan kuenya pada prince, maksudku Hyunsik, kakinya terkilir hingga kue yang ia bawa hancur ke lantai. Ia menangis karena hal itu. Bahkan ia belum menyerahkan kuenya tapi sudah hancur lebih dulu. Itu yang membuat mereka tertawa. Itu bukanlah salah Hyunsik. Ia bahkan tak bergerak sedikitpun dari kursinya!”

Jiyeon mengerjapkan matanya.
Hey!
Apa kali ini ia melakukan kesalahan?
Tentu saja, PARK JIYEON.
Kau bahkan tak mengetahui apapun, tapi kau sembarangan menyimpulkan apa yang kau lihat!

Jiyeon berdehem berusaha mengurangi rasa malu dan bersalahnya.

“Apa kau menyukainya?” Tak ada pilihan lain selain mengalihkan pembicaraan.

“Mwo? Mullon. Aku bahkan sudah jatuh cinta padanya. Aku sangat sangat mencintainya!” Nampak mata In Na berbinar saat mengatakannya.

“Sepertinya dia namja playboy yang suka menyakiti yeoja!” Komentar Jiyeon.

“Aniyo. Dia malah tipe namja setia. Dia akan memutuskan kekasihnya dan memberikan kesempatan pada yeoja lain untuk menjadi kekasih barunya. Bukankah dia sangat baik hati!”

“Kya! Neo micheosseo!”
Apanya yang baik hati?
Dengan begitu, namja itu tak hanya memiliki satu, dua, tiga, bahkan lebih mantan kekasih.

“Ck, kalau dia playboy, Dia pasti akan memiliki banyak yeoja sekaligus. Tapi dia tak melakukannya. Dia hanya berkencan dengan satu yeoja dan seterusnya.”

Baiklah, mungkin Jiyeon yang gila atau bisa jadi In Na lah yang kehilangan kewarasannya.

“Berapa mantan kekasihnya?” Tanya Jiyeon asal.

“Yang ku tau di sekolah ini ada 111 yeoja, kalau di luar sekolah sekitar 56, bahkan bisa lebih!”

“MWO?” Kini Jiyeon benar-benar terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa namja itu berkencan dan berganti yeoja setiap kali sebanyak itu?
Apa yeoja itu sebuah barang yang bisa ia gunakan lalu ia buang begitu saja?

“167. Kalau tak salah hitung sekitar segitu. Sekarang dia masih memilih kekasih ke 168.”

“Apa kau menginginkan posisi itu?”

“Mulllon!” Jawab In Na dengan semangatnya.

Jiyeon menghela nafasnya prustasi. Nampak nya sahabatnya ini benar-benar tergila-gila pada sosok Hyunsik.

Sementara itu di tempat berbeda di dalam kantin sekolah.

“Katakan padaku! Kenapa kau membelanya?” Krystal nampak kesal pada Hyunsik.

“Aku tak membela siapapun!” Hyunsik nampaknya sudah mengganti seragamnya. Beruntung karena ia memiliki 2 seragam yang ia simpan di dalam lokernya.

“Kau tau namanya?” Tanya Hyunsik. Ruangan kantin nampak lebih tenang dari sebelumnya. Hanya ada Hyunsik dan juga Krystal di sana. Wajar saja karena bel masuk telah berbunyi 15 menit lalu. Dan jangan tanyakan apa yang mereka berdua lakukan di sana selain untuk membolos.

Lim Hyunsik, ia memang tak merencanakan untuk membolos sebelumnya, namun karena ia memerlukan waktu untuk mengganti seragamnya yang kotor karena minuman yang entah siapa yeoja yang tak Hyunsik kenal begitu saja memberikannya minuman gratis di tubuhnya, akhirnya ia harus terlambat datang ke kelas dan terpaksa harus membolos karena sudah tanggung jika pun masuk ke kelas sekarang.

Berbeda dengan Krystal, yeoja itu nampak dengan senang hati menemani namja itu di sana.

“Mwo?”

“Kau tau namanya?”

“Park Jiyeon. Dia satu kelas denganku. Wae?” Krystal nampak curiga mendengar pertanyaan Hyunsik. Ya, ia memang satu kelas dengan Jiyeon dan juga In Na, namun berbeda kelas dengan Lim Hyunsik.

“Ani. Hanya saja, aku merasa tertarik dengan yeoja itu. Dia berbeda!” Senyuman tipis terlihat dari wajah tampan Hyunsik.

“Jangan membahasnya! Sekarang beritahukan padaku! Siapa kandidat selanjutnya yang akan menjadi kekasih barumu?” Tanya Krystal penuh harap.

“Apa aku masuk kedalam daftarmu?” Krystal benar-benar berharap untuk kali ini. Namun harapannya memudar seiring Hyunsik yang mulai tertawa dengan bahaknya.

“Hahahha….. Kau lucu sekali! Hahaha……”

Krystal nampak terluka mendengarnya.

“Memangnya kenapa? Apa yang salah dariku? Aku tak kalah cantik dari mantan-mantanmu sebelumnya!” Terdengar nada keputus asaan di sana.

“Sudahlah! Nanti aku tertawa lagi! Apa kau yakin ingin mengetahui apa masalahmu, eoh?” Hyunsik berhenti tertawa.

“Eum. Katakan!” Krystal mulai harap-harap cemas.

“Neo……”

Krystal masih menanti ucapan Hyunsik selanjutnya.

“Kurus! Hahaha……” Hyunsik kembali tertawa melihat Krystal yang merenggut kesal mendengar ucapannya.
|
|
|
|
|
“Kya! Apa kau tau dimana Shin saem? Kenapa hari ini dia tidak datang?” Ucap Jiyeon saat songsaenim pengganti Shin saem selesai memberikan pelajaran.

“Ck, kau terlalu sering tidak masuk sekolah mangkanya kau selalu ketinggalan informasi penting!” Ejek In Na membuat Jiyeon berdecak kesal karenanya.

“Beliau mengundurkan diri!” Jawab In Na pada akhirnya.

“MWO?” Jiyeon nampak terkejut mendengarnya.

“Kya! Pelankan suaramu! Kau merusak telingaku!” Gerutu In Na seraya menutupi gendang telinganya.

“Keundae wae?” Tanya Jiyeon penasaran.

“Karena cintanya di tolak Prince!”

“MWO?” Jiyeon kembali berteriak membuat In Na kembali menutup telinganya.

“Sampai kau berteriak lagi, ku pastikan besok aku tak mau satu meja lagi denganmu!” Ya, In Na dan Jiyeon memang duduk di satu meja yang sama. Teman sebangku. Bagaimana mengatakannya yah, bangkunya ada dua jadi tidak bisa di bilang satu bangku, tentu mereka duduk di bangku mereka masing-masing. Baiklah baiklah baiklah, lupakan masalah bangku!

“Sekarang beritahukan padaku! Apa alasan sesungguhnya Shin saem mengundurkan diri dari sekolah ini?” Jiyeon nampak penasaran akan hal itu.

“Sudah ku katakan karena cintanya di tolak prince!” In Na nampak kesal karena harus kembali mengucapkan perkataannya.

“Tidak mungkin! Ck!” Jiyeon nampak bernafas miris. Bagaimana bisa seorang songsaenim mengundurkan diri hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan oleh sang hagsaeg. Gila! Batinnya.

“Sebenarnya apa kelebihan manusia itu? Bagaimana ia bisa meluluhlantahkan Shin Saem yang terkenal dengan kesangarannya itu?” Gumam Jiyeon tak percaya.

“Kau ini harus rajin ke sekolah mangkanya! Prince itu selain tampan dia juga pintar, dia selalu menjadi juara pertama sejak Elementary School. Dia memiliki sejuta pesona yang mampu membuat para yeoja bertekuk lutut di hadapannya!”

Oke, nampaknya Jiyeon mulai mual mendengar In Na terlalu berlebihan menggambarkan sosok Hyunsik yang selalu mendapat julukan Prince.

“Keundae, kurasa semua ucapanmu tak 100% benar. Buktinya aku sama sekali tak tertarik sedikitpun padanya!”

“Cincha? Bagaimana kalau nanti aku bisa membuatmu tergila-gila padaku?”

Jiyeon dan juga In Na melebarkan mata mereka saat Hyunsik duduk di hadapan mereka berdua dengan kedua tangan yang menyilang di depan dadanya.

Berbeda dengan In Na yang tampak luluh saat melihat sosok Hyunsik di sana, Jiyeon terlihat angkuh pada namja itu. Sudah cukup semua berita tentang namja ini! Ini terlalu berlebihan menurutnya!

“Geurae. Kalau sampai kau bisa membuatku oe tergila-gila oe padamu ck, aku akan keluar dari sekolah ini. Keundae, jika kau tak bisa melakukannya, maka kau akan menuruti semua perintahku!” Jiyeon nampaknya menerima tantangan Hyunsik.

“Geurae. Aku setuju. Berapa waktu yang kau inginkan?” Balas Hyunsik.

“1 minggu. Apa itu cukup bagimu?” Terlihat Jiyeon begitu meremehkan sosok Hyunsik.

“Oke. Dan kau! (Hyunsik menunjuk In Na membuat In Na duduk tegap di atas kursinya) Kau yang menjadi saksinya!”

In Na hanya menelan salivanya. Pemandangan ini begitu mencekam baginya. Melihat sahabatnya yang terlihat begitu sinis dan melihat namja yang di cintainya tersenyum, tidak, tapi itu seringaian, seringaian licik yang mampu meluluhkan hati In Na
|
|
|
|
|
Hari pun berganti. Hari ini Jiyeon kembali datang ke sekolah. Saat ia hendak menuju kelasnya, ia berpapasan dengan Hyunsik di koridor sekolah.
Hyunsik berhenti di ikuti dengan Jiyeon yang juga menghentikan langkahnya. Mereka beradu pandang.

Berbeda dengan Hyunsik yang memasang wajah datarnya, Jiyeon nampak tersenyum miring melihat Hyunsik. Ia pun kembali melangkahkan kakinya mengelilingi Hyunsik. Memperhatikan namja itu dari bawah hingga atas, dari depan hingga belakang, dari samping hingga ke samping kembali.

Hyunsik berkerut bingung melihat Jiyeon.

“Wae? Apa yang kau lihat? Apa kau baru menyadari bahwa aku ini namja sempurna? Ck, bahkan hanya 1 hari saja aku sudah membuatmu tergila-gila padaku!” Hyunsik nampak tersenyum bangga.

“KYA!” Hyunsik menjerit seraya memegangi kaki kanannya saat Jiyeon menginjak kakinya dengan cukup keras.

“MWOHANEUNGEOYA!” Teriak Hyunsik kesakitan.

“Itu caraku membuatmu bertekuk lutut padaku! Bukankah akan sangat menarik jika kau yang merasakan hal itu!” Jiyeon pergi dengan smirk mengembang di pipinya meninggalkan Hyunsik yang nampak kesal karena ulah Jiyeon.

Sesampainya di kelas, Hyunsik langsung menceritakan hal itu pada Krystal.

“Mwo? Kurasa yeoja itu benar-benar sudah gila! Kenapa kau melakukan perjanjian konyol itu?” Krystal nampak marah.

“Memangnya ada yang salah?”

“Bagaimana kalau sampai kau yang jatuh cinta padanya?”

“Bukankah itu bagus! Setidaknya aku akan benar-benar mencintai seorang yeoja di bandingkan harus menggilir satu-persatu hanya karena merasa kasian!”

“Mwo? Lalu bagaimana denganku? Kenapa aku tak pernah mendapatkan giliran seperti yeoja lainnya?” Krystal nampak menahan tangisnya.

“Sudahlah!”

“Aku menyukaimu, Hyunsik-Ah! Aku jatuh cinta padamu! Apa tidak bisa kau jadikan aku salah satu dari kekasihmu? Hiks….” Akhirnya Krystal menangis. Untuk kesekian kalinya yeoja itu meminta Hyunsik untuk di jadi kekasihnya.

“Krystal-Ah, kau itu sahabatku. Mana mungkin aku kencan bersamamu! Kau tau, aku begitu menyayangimu! Aku tak ingin menyakitimu hanya karena kau berkencan denganku! Kau tau bagaimana aku menjalani kencanku! Aku akan langsung membuangmu jika sampai kau menjadi salah satu kekasihku!”

Krystal masih menangis. Ya, mereka memang bersahabat sejak kecil. Berbeda dengan Hyunsik yang menganggap Krystal sebatas sahabat, nampaknya Krystal memiliki perasaan lebih padanya.
|
|
|
|
|
“Annyeong!” Sapa Hyunsik saat memasuki kelas Jiyeon.

Hari ke 2 dalam perjanjian Jiyeon dan juga Hyunsik.

“Ck, untuk kau ke sini?” Jiyeon nampak malas melihat sosok Hyunsik di hadapannya.

“Bukan urusanmu!” Jawab Hyunsik pada Jiyeon.

“In Na-Ya, sedang minum apa?” Hyunsik tersenyum ramah pada In Na yang tengah meminum bubble tea nya.

“Apa kau tidak bisa melihatnya!” Timpal Jiyeon. Jelas-jelas In Na sedang meminum Bubble tea, namja itu masih menanyakan sedang meminum apa. Jiyeon yakin, namja itu pasti mulai buram penglihatannya sekarang!

“Kya! Aku tak bertanya padamu! Jadi diamlah!” Hyunsik kembali memandang In Na yang sudah sangat bersemu merah.

“In Na-Ya, apa aku boleh meminta nomor handphonemu?” Tanya Hyunsik dengan manisnya.

“Andwae! Jangan berikan itu padanya!” Jiyeon melarang In Na.

“Wae? Kau iri karena kau tak mempunyainya?” Sindir Hyunsik.

“Mwo?”

“Benar bukan!”

“Tentu saja aku punya!”

“Jeongmalyo? Lalu berapa?”

Masuk perangkap. Jiyeon yang sedang kesal karena sindiran Hyunsik langsung menyebutkan nomor handphonenya.

“Kya! Apa kau menyimpannya!” Jiyeon nampak kesal menyadari kebodohannya.

“Ck, kau terlalu percaya diri nona!” Hyunsik pun bangkit dan keluar dari dalam kelas Jiyeon dengan senyum kemenangannya. Tak perlu khawatir, karena kejeniusannya ia mengingat dengan sangat detail apa yang baru saja Jiyeon ucapkan tanpa harus mencatatnya terlebih dahulu.

“Hiks…Neo nappeun, Jiyeon-Ah! Hiks….”

Mata Jiyeon melebar saat menyadari bahwa In Na sahabatnya telah menangis.

“Kya! waegeurae?” Tanyanya bingung.

“Semua karenamu! Andai kau tak mengatakan hal itu hiks.. Mungkin Prince akan mendekatiku! Mungkin aku akan menjadi salah satu kekasihnya nanti. Hiks… Nappeun! Hiks…”

“Kya! Kau tak pantas menangisinya, In Na-Ya! Banyak namja baik hati di luar sana yang lebih pantas mendapatkanmu di bandingkan namja brengsek itu!”

In Na terus menangis. Jiyeon jadi merasa bersalah pada yeoja itu.

Setelah bel pulang berbunyi, Jiyeon langsung pulang ke rumahnya.

Park Jiyeon, ia hanyalah yeoja biasa. Kehidupannya pun tak terlihat menyenangkan seperti yeoja remaja pada umumnya. Ia hanya yeoja sederhana yang tinggal di rumah sederhana pula. Appa nya meninggal dunia 5 tahun silam dalam sebuah kecelakaan. Eommanya, Kim Taehee, hanya seorang yeoja paruh baya yang bekerja di klub malam.
Alasan mengapa Jiyeon jarang datang ke sekolah adalah karena ia selalu merasa sakit di bagian kepalanya. Namun karena ia terlalu malas pergi ke rumah sakit, ia pun tak pernah sekalipun memeriksakan keadaannya.

Berbeda dengan Yoo In Na. Yeoja itu adalah putri dari salah satu pengusaha kaya raya di Suwon. Kedua orang tua In Na pun sangat mengenal Jiyeon mengingat In Na dan juga Jiyeon bersahabat sejak kecil. Mereka orang tua yang baik hati, bahkan tak jarang mereka memberikan uang saku pada Jiyeon jika yeoja itu berkunjung ke rumah mereka.

Tak ada yang tau perihal sakit kepala yang selalu Jiyeon rasakan, bahkan In Na sang sahabat sekalipun. Hanya Taehee lah yang mengetahuinya. Meski Taehee sering memerintahkan Jiyeon untuk memeriksakan diri ke dokter, namun Jiyeon selalu menolaknya dengan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Jiyeon tau, harga mahal jika ia memeriksakan diri ke dokter. Ia tak ingin semakin menyusahkan eommanya. Bahkan ia masuk ke Kyemyung High School karena beasiswa yang ia dapat saat masih Junior High School.

Dulu, ia memang hagsaeg pintar. Namun sejak ia sering mengalami sakit di bagian kepalanya, nilainya mulai hancur.

“Chagi, kajja! Kita makan!” Ajak Taehee saat melihat kedatangan Jiyeon.

“Eomma!” Jiyeon duduk di kursinya melihat sang eomma tengah menyiapkan piring di atas meja.

“Eum! Wae? Apa kau sedang ada masalah?” Tanya Taehee seraya meletakkan beberapa sendok besar nasi ke atas piring untuk Jiyeon.

“In Na, dia marah padaku!” Jiyeon menunduk sedih.

“Wae? Kau melakukan kesalahan?” Taehee kini duduk di kursinya.

“Eum. Jiyeon melarang dia menyukai Hyunsik.”

“Hyunsik? Nugu?” Tanya Taehee berantusias.

“Namja itu di beri julukan prince oleh semua hagsaeg di sana. Bahkan para songsaenimpun melakukan hal yang sama. Dia menjadi idola di sana.”

“Eum. Lalu, kenapa kau melarangnya?”

“Dia namja brengsek yang suka mempermainkan perasaan seorang yeoja!” Jiyeon nampak menggebu meneritakannya.

“Neo, coahe?”

“Mwo? Aniyo. Hanya Jiyeonlah yang tak tertarik sedikitpun padanya!” Jawab Jiyeon dengan yakinnya.

“Eomma meragukan itu!”

“Eommaaaaaaaan….” Rengek Jiyeon tak terima.

“Kau harus mengorbankan perasaanmu demi sahabatmu. Mengutamakan sahabat di bandingkan cintamu!”

“Aku tak menyukainya, eomma!”

“Hm, mungkin belum!” Nampaknya Taehee sangat senang menggoda putri tunggalnya itu.

Jiyeon, ia merasakan penyakit itu kembali menyerangkan. Ia memegang kepalanya.

“Jiyeon-Ah!” Taehee langsung beranjak menuju Jiyeon.

“Kya! Kita ke rumah sakit ne! Hiks…” Nampaknya Taehee benar-benar panik. Tanpa sadar ia mengeluarkan air matanya melihat kesakitan yang di rasakan sang putri tercinta.

“Eomma, jangan menangis!”

“Kita ke rumah sakit ne! Hiks.. Kau harus di periksa, chagi! Hiks…”

“Aisssh, jangan menangis eomma! Kau membuatku sedih! Ini adalah hal biasa. Jadi jangan khawatir!”

“Bagaimana eomma tidak khawatir! Kau putri eomma satu-satunya! Kau sakit chagi! Hiks…”

“Eomma, berhenti menangis! Jebal! Seperti aku akan meninggalkanmu saja! Gwaenchana!”

“Aniyo. Kau tidak boleh meninggalkan eomma! Hiks.. Eomma mengkhawatirkan
mu chagi. Bagaimana hiks… Bagaimana kalau sampai sakit kepalamu ini kambuh saat kau tak bersama eomma? Eomma khawatir akan hal itu! Hiks… ”

“Eomma, nan gwaenchana. Jeongmal!” Jiyeon nampaknya tak berbohong. Keadaannya terlihat tebih baik dari sebelumnya.

“Eomma jangan khawatir! Jiyeon janji tak akan pernah meninggalkan eomma. Nan yaksokhae!”

Taehee langsung memeluk putrinya dengan tangis yang masih mengiringi pelukannya.
|
|
|
|
|
Hari ke 3.

Jiyeon yang melihat In Na berjalan di koridor langsung mengejarnya.

“Annyeong, In Na-Ya!” Sapanya. Namun nampaknya In Na masih marah padanya. Ia tak membalas sapaan Jiyeon dan malah pergi menjauh darinya.

“Kya!” Jiyeon mengejar sahabatnya itu.

“Wae? Kau masih marah padaku? Aissh, aku minta maaf atas hal itu! Jebal!” Jiyeon memasang puppy eyes nya.

In Na nampak luluh. Ia pun menghembuskan nafasnya terpaksa. Ya, ia memang tak bisa jauh dari sahabatnya itu.

“Geurae! Aku memaafkanmu!” Jawab In Na yang langsung mendapat pelukan hangat dari Jiyeon.

“Gomawo!” Jiyeon pun melepaskan pelukannya.

“Jiyeon-Ah! Wae?” Tanya In Na panik saat melihat perubahan wajah Jiyeon. Yeoja itu nampak pucat. Peluh keluar dari atas kepalanya. Yeoja itu menyentuh kepalanya yang kembali terasa sakit.

“jiyeon-Ah!” In Na semakin panik saat melihat tubuh Jiyeon bergetar hebat.

“W-wae? Ada apa?” Sembur Hyunsik saat menghampiri mereka berdua.

“Prince! Molla! Sepertinya Jiyeon sakit!” In Na benar-benar panik.

~BRUK~

“JIYEON-AH!” Teriak In Na saat tubuh Jiyeon ambruk.
Hyunsik tak kalah panik melihatnya.
|
|
|
|
|
Eotteokhae?
Apa yang terjadi pada Jiyeon?
Sebenarnya penyakit apa yang ia derita?
Bagaimana dengan perjanjian yang ia buat bersama Hyunsik.
Sanggupkah ia bertahan melewati 4 hari yang tersisa dengan keadaannya yang seperti itu?
Apakah akan berakhir dengan sad ending?
Nantikan ending partnya!
Coment Jusaeyo

8 thoughts on “FF Hyunsik BtoB (Part 1)

Tinggalkan komentar